Pages

Jumat, 01 April 2016

Mereka Yang Riya Atau Kita Yang Hasad

Image dari sini

Ada satu quote yang terasa menggelitik sanubari saya. Aish..bahasanya. Seiring makin berkembangnya media sosial, makin banyak orang yang memanfaatkannya untuk update status. Dari status yang paling simple, check in di suatu tempat sampai pamer foto-foto liburan yang wah atau ibadah di tanah suci. Garis bawahi ya, p a m e r.

Itu yang tadinya saya rasakan ketika ada orang yang update status sedang melakukan ibadah. Entah itu umroh, haji, sedekah, tasyakuran di panti dan semacamnya. Riya banget deh. Ibadah kan hablum minallah, kok pake diposting di media sosial segala sih.  Bukankah tangan kanan memberi tangan kiri nggak boleh tau. Lha ini malah diposting di media sosial yang notabene bisa dibaca seantero jagad. Hadeeh..suudzon banget kan saya. Astaghfirulloh.

Sampai akhirnya saya membaca quote di atas di laman facebook saya. Dan langsung mengena. Iya ya. Ibadah kan hablum minallah. Yang tau niatnya juga cuma Allah. Yang berhak menilai juga cuma Allah. Terus kenapa saya sok-sokan ikut menjudge kalo mereka riya. Jangan-jangan sayanya yang hasad karena belum bisa melakukan hal yang sama. Upss...

Bukankah untuk urusan ibadah kita harus berlomba-lomba dalam kebaikan. Cukup jadikan mereka inspirasi saja, tanpa harus ikut-ikutan menjudge segala. Jadi suudzon kan. Nambah dosa kan. Nah lo... Apapun niat mereka dalam memposting status di media sosial, biarlah menjadi urusan mereka dengan Allah. Saya, cukup menjaga hati saja. Mengerem diri agar tidak membatin yang tidak-tidak. Apalagi sampai berkomentar negatif.

Karena pada kenyataannya saya memang hasad karena belum pernah umroh, haji ataupun tasyakuran di panti asuhan. *tersipu malu karena tertangkap basah. hehee* Afwan, untuk semua pihak yang pernah memposting foto-foto keren di tanah suci, di panti asuhan, di panti jompo, di jalanan, di rumah-rumah kumuh, di pedalaman atau di mana pun di bumi Allah. Foto-foto yang harusnya menjadi inspirasi tapi malah memicu iri hati buat saya. Semoga kedepannya saya bisa istiqomah meluruskan niat dalam beribadah. Karena ibadah itu hablum minalloh, jadi biarkan Allah saja yang menilai. Wallohu a'lam bishowab

Tidak ada komentar: