Bagi
saya menikah adalah sebuah hal besar. It’s a big step and a lifetime
commitment. Dimana sekali melangkah saya tidak bisa mundur. Mungkin bisa sih,
tapi saya tidak mau. Saya ingin menikah sekali seumur hidup sampai maut
memisahkan.
Banyak
sekali pertimbangan yang saya ambil sebelum saya memutuskan untuk menikah. Saya
tidak mau salah dan menyesal dikemudian hari. Saya membayangkan kelak setelah
menikah saya akan menghabiskan sisa hidup saya dengan orang asing selain orang
tua dan keluarga besar saya. Horor sekali kalau saya sampai menikah dengan
orang yang salah.
Menikah
bukanlah sebuah pelarian dari masalah. Melainkan tahapan baru dalam kehidupan. Ada
ladang pahala di sana. Menjadi istri yang patuh pada suami dan ibu yang
penyayang bagi anak2 adalah cara terindah untuk mendapatkan pahala Allah.
Amazing. Tanpa diminta pun saya akan melakukannya dengan sukarela.
Dalam
pernikahan, ada kalanya kami berbeda pendapat. Itu hal biasa, karena kami
memang dua pribadi yang berbeda. Yang luar biasa adalah ketika kami mempunyai
keinginan yang sama untuk saling mendengarkan dan saling memahami. Komunikasi
memang yang paling utama. Kadang ada juga air mata. But it’s ok. Itu hanya
selingan. Ada banyak hikmah yang bisa diambil dari setiap tetes air mata.
Setelah
menikah saya tidak perlu merubah kepribadian. Yang diperlukan hanya
penyesuaian. It’s ok. Toh skala prioritas saya juga berubah. It’s not about me
now, it’s about us as a family. It’s our journey now.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar