Perjalanan cinta saya tidak bisa
dibilang mudah, tidak terlalu rumit juga sih, apalagi sampai drama yang berurai
mata. Hanya saja cinta sejati saya datangnya ‘agak terlambat.’ Saya menikah
menjelang usia 30 tahun. Dan saya mengenal calon suami saya 4 atau 5 bulan
sebelum pernikahan. Mungkin bagi sebagian orang usia segitu belum bisa dibilang
terlambat. Masalahnya orang tua saya tinggal di desa di mana orang-orangnya
terlalu ‘peduli’ dengan orang lain. Dan kata-kata yang kurang mengenakkan
seringkali terlontar. Sebelumnya saya pernah punya pacar, bukan kisah yang
indah, tapi banyak pelajaran yang bisa diambil. Well, intinya di situ kan.
Cinta yang berakhir bukan untuk diratapi, apalagi untuk dikenang, tapi untuk
diambil hikmahnya sebagai pembelajaran di masa mendatang.