Pages

Selasa, 01 Desember 2015

Me as a Mother - Full Time Mom Wannabe ?

Beberapa waktu lalu ada postingan di FB tentang Rezeki Itu Milik Allah. Dikisahkan seorang istri yang suaminya meninggal sementara ia adalah ibu rumah tangga biasa yang tidak bekerja kantoran. Padahal mereka dikaruniai 8 orang anak. Tentunya sebagai orang awam (baca: ilmu agamanya masih cetek) saya langsung bertanya-tanya, terus bagaimana kelangsungan hidup ibu itu selanjutnya? Lebih berat tentunya. Perlu lebih banyak kerja keras dan doa. Tapi semua baik-baik saja.

Dari uang duka yang terkumpul saja bisa untuk renovasi rumah yang atapnya hampir runtuh dan membiayai pendidikan anak-anak mereka. Selanjutnya, setiap bulan ada saja yang memberi bantuan pada keluarga ibu itu. Anak-anaknya pun bisa terus sekolah.

Ibu itu memang tidak bekerja kantoran, tapi beliau bukanlah pengangguran yang hanya mengharap belas kasihan orang. Beliau aktif mengisi pengajian. Dan rahasia dibalik kesuksesan ibu itu adalah, "Berbuat baik kepada siapa saja, sekecil apa pun. Insya Allah ada balasannya. Rezeki itu milik Allah. Kalau Allah berkehendak, Dia akan kasih dari mana pun asalnya...". Supeerr sekali.

Terlepas cerita itu benar atau tidak, tetap saja menggugah naluri keibuan saya dan menambah kegalauan saya sebagai ibu yang bekerja. Sejak kecil, almarhumah Ibu selalu mendoktrin saya untuk bekerja agar bisa mandiri secara finansial dan tidak bergantung pada suami. Okeh, mandiri secara finansial sih bolehlah, tapi agar tidak bergantung pada suami itu yang salah. Karena satu-satunya tempat bergantung ya cuma The one and only Allah SWT.

Saya yang pernah memposting tulisan tentang working mom di sini jadi merasa tertohok. *lebay* Dulu saya happy aja sebagai working mom dengan 2 balita. Tapi sekarang, saat Allah SWT akan menganugerahi saya anak ke-3 saya mulai galau. Working mom dengan 3 balita? Entahlah, apa saya bisa. *nangis di pojokan*

Selama ini saya menganggap pintu rezeki saya cuma dari gaji suami dan gaji saya sebagai PNS. Bahkan saya bangga sekali menjadi seorang PNS. *langsung istighfar*

Saya terlalu sibuk memikirkan dari mana pintu rezeki saya alih-alih memikirkan pintu ke surga. Mengabaikan kodrat saya sebagai seorang istri dan ibu. Membenarkan segala macam alasan agar saya bisa tetap bekerja. Salah satunya adalah untuk memenuhi amanat almarhumah Ibu. Dan sekarang, setelah saya berpikir lebih dalam, mungkin sebagai anak saya sudah memenuhi amanat almarhumah Ibu. Terus, apa kabar dengan amanat saya sebagai seorang istri dan ibu? *mewek guling guling*

Di akhir hayatnya, ibu bangga sekali saat saya berhasil menjadi PNS murni tanpa KKN. Dan saya pun tak kalah bahagia karena bisa membuat ibu bangga. Tapi saat ini, kewajiban utama saya adalah sebagai istri dan ibu bagi anak-anak saya. Mungkin di sana, Ibu juga akan bangga kalau saya bisa menjadi istri dan ibu yang baik bagi suami dan anak-anak saya. Aamiin.

Di luar semua alasan saya menjadi working mom, mencari nafkah bukanlah kewajiban saya sebagai seorang istri. Apalagi salary menjadi salah satu alasan saya bekerja. Bukankah Allah sudah menjamin rizki tiap-tiap umat-Nya. Tentu saja selama saya memenuhi kewajiban saya sebagai umat-Nya. Yang harus saya lakukan adalah berserah sepenuhnya pada Allah dan menjadikan Allah sebagai satu-satunya tempat bergantung.

I'm working mom, and I'm confused. :'(

*)Very late post. Tulisan ini saya tulis hari Rabu tanggal 23 September 2015.


Tidak ada komentar: