Pages

Kamis, 27 Februari 2014

Arka Menangis

Batita menangis sih udah biasa. Termasuk Arka. Tapi tangisan Arka semalam benar2 menyentuh saya. Tadi malam Arka bermain dengan Ais, tetangga depan kontrakan. Pertamanya sih main bola. Kemudian Ais membawa mainan kecil-kecil entah apa namanya. Saya ingat saya punya satu di tempat make up saya, entah dari mana asalnya. Saya panggil Arka dan saya tunjukkan. “Yeay....” Arka langsung bersorak dan berlari ke teras menemui Ais. Wajahnya kembali ceria. 


Mereka bermain bersama lagi. Sampai Arka nggak sengaja menyenggol mainan Ais hingga roboh. Trus Ais bilang “Jelek ini, mainannya.” Tanpa saya duga Arka langsung manyun kemudian berdiri dan duduk di pinggir teras. Pas saya dekati ternyata Arka menangis. Air matanya meleleh dipipinya yang menggemaskan. Arka sedih. Saya jadi ingin ikut menangis.  

Biasanya kalo Arka menangis atau merajuk karena manja saya datar-datar aja. Baru kali ini saya liat Arka menangis karena sedih. Ternyata Arka sedih karena mainannya dibilang jelek. Saya gendong Arka dan saya ajak masuk. “Nggak apa-apa nak, mainannya Arka juga bagus.” Arka berontak dan ingin turun. Rupanya Arka pengen sendiri. Saya bujuk Arka untuk main yang lain tetap tidak mau. 

Tiba-tiba Ais datang mencari Arka dan memberikan satu mainannya pada Arka. Wuaa....Arka langsung ceria dan menyusul Ais ke teras. Tapi Ais sudah masuk ke rumahnya. “Mas Ais tidur nak,” kata saya. Beberapa kali Arka bolak balik ke teras, sampai akhirnya Ais keluar. Oow ternyata Arka mencari Ais dan ingin main bersama. Sampai menjelang tidur Arka terus menggenggam mainnya di tangan kanan dan kirinya. 

Benar-benar diluar dugaan. Ternyata banyak sekali yang belum saya mengerti tentang Arka. Mainan kecil yang saya pikir ‘gak jelas’ ternyata sangat berarti buat Arka. Bahkan bisa membuatnya menangis sedih hanya karena dibilang jelek.

Tidak ada komentar: