Dulu waktu Arka masih bayi, pengetahuan saya tentang dunia 'per-asi-an' masih minim hingga saya tidak berhasil memberikan asi eksklusif. Masih kecampur sufor sekitar 10%-an. Dan sekarang, untuk anak kedua saya bertekat untuk memberikan asi eksklusif selama 6 bulan. Bahkan kalo bisa full asi tanpa sufor sampai 1 tahun. Untuk itu ada beberapa hal yang saya siapkan :
- Niat dan motivasi, benar-benar harus diniatkan sejak awal kehamilan. Bahkan kalo bisa sebelum hamil. Jadi setelah baby lahir sudah siap dengan segala resikonya dan tau apa yang harus dilakukan. Puting lecet dan sakit, olesi asi. Masih lecet bahkan berdarah, olesi medela purelan. It's work on me. Capek, kurang istirahat, kurang tidur, rempong harus cuci steril breastpump, kuatkan niat dan bayangkan bonding yang tercipta antara saya dan Aya melalui breastfeeding. Sambil terus memotivasi diri tentang pentingnya asi untuk Aya dan kelebihan asi perah dibanding sufor.
- Breastpump Cadangan, saking seringnya membaca review yang positif tentang breastpump Medela Harmony, saya jadi tertarik dan ingin mencoba. Setelah menimbang-nimbang cukup lama, akhirnya saya putuskan untuk beli. Yah, sekalian memuaskan hasrat belanja online saya. Dengan harapan kalo pake breastpump ini hasil pumping saya akan lebih banyak. Dan ternyata, saya salah sodara-sodara. Medela Harmony not fit on me. Tarikannya nggak pas dan malah terasa sakit. Saya lebih cocok pake Unimom Mezzo yang saya pake waktu jamannya Arka. Alhasil, Medela Harmony saya masuk kardus lagi setelah 3 kali saya coba.
- Kantung Asi Perah, saya pake merk Natur. Murah meriah dan mutunya juga lumayan. Dulu waktu jamannya Arka saya pake botol kaca tutup karet dan botol UC. Sekarang untuk anak kedua saya memilih pake kantung asi perah dengan beberapa pertimbangan. Diantaranya, muat asi perah lebih banyak bisa sampai 150ml, kalo botol kaca cuma 100ml dan botol UC 120ml. Cocok untuk Aya, karena sekali minum asi perah minimal 120ml. Lebih slim, muat banyak di freezer dan lebih gampang menatanya. Di freezer kulkas electrolux saya bisa nampung 70-80 kantung asip. Praktis, sekali pakai langsung buang. Jadi tidak menambah daftar barang yang harus dicuci dan steril. Kekurangannya cuma satu, lebih mahal. Tapi nggak papa sih, worth it banget. Bisa menghemat waktu, tenaga dan menjaga kestabilan emosi saya. ^_^ Bye-bye botol kaca.
- Cooler Bag, saya pake cooler bag Medela dari jamannya Arka. Lumayan, masih tahan dingin sampe 8 jam. Dulu belinya second di Flea Market The Urban Mama.
- Medela Purelan, saya belinya mendadak setelah puting saya lecet dan berdarah. Menolong banget. Praktis juga, saya tidak perlu bersihin kalo mau nenenin.
- Kotak Kedap Udara, buat nyimpen breastpump di kulkas sampai jadwal pumping berikutnya. Saya cuci - steril breastpump sehari sekali dan pumping sehari 3 kali sewaktu masih cuti dan 2 kali setelah masuk kerja. Di antara jadwal pumping itu, breastpump saya simpan di kulkas di dalam kotak kedap udara.
- Apron Menyusui, dapat kado merk lynea dan dialogue. Berguna kalo harus pumping di kantor.
- Jadwal Pumping, saya mulai pumping 5 hari setelah melahirkan. By accident sih. Gara-gara puting kiri saya lecet dan nyaris berdarah, ngeri aja kalo mau dinenenin. Daripada bengkak dan sakit, akhirnya saya pompa. Malah bagus, produksi asi lagi banyak-banyaknya dan kebutuhan asi baby Aya masih dikit. Selama cuti saya pumping 3 kali sehari. Tiap bangun pagi, sore setelah mandi dan malam sebelum tidur. Hasilnya @ 120ml - 150ml. Cuci steril siang hari sekalian nyuci botolnya Arka. Setelah mulai kerja saya pumping 2 kali sehari. Tiap bangun pagi dan sore setelah pulang kerja. Cuci steril malam hari sekalian nyuci botol Arka dan Aya.
- Baju Menyusui, sejak masih hamil saya mulai belanja beberapa baju menyusui dari Mamigaya Baju Menyusui demi kelancaran proses breastfeeding. Berguna banget. Bahannya nyaman, enak dipake, modelnya simpel dan cantik. Sangat membantu proses breastfeeding saya dengan Aya. Sebenarnya sih, lagi-lagi untuk memuaskan hasrat belanja online saya. ^_^
- Manajemen Asi Perah, di akhir masa cuti saya punya stok sekitar 70 kantung asi perah. Sehari Aya rata-rata menghabiskan 3 botol asip. Impas dengan hasil pumping harian saya. Hari Senin pagi saya siapkan 4 botol asip. Tiga botol asip beku, dan 1 botol asip fresh. Asip fresh untuk jaga-jaga kalo hari itu tidak habis bisa untuk hari berikutnya. Besoknya kalo masih ada sisa 1 botol berarti saya tinggal menyiapkan 2 botol asip beku dan 1 botol asip fresh. Begitu seterusnya. Sengaja saya siapkan 4 botol, untuk jaga-jaga kalo siangnya saya tidak bisa pulang atau saat saya pulang Aya sedang tidak mood untuk nenen. Kebetulan rumah saya dekat kantor jadi saat istirahat saya bisa pulang untuk nenenin langsung.
- Media Untuk Pemberian Asi Perah, saya pake Pigeon Wide Neck Peristaltic Plus. Kenapa pilih botol, bukannya sendok atau cup feeder? Biar praktis dan tidak menyusahkan ibu pengasuhnya selama saya kerja. Nggak takut bingung puting? Nggak, Insya Allah. Que sera sera lah. Yang penting saat ini Aya mau minum asip dengan lahap selama saya bekerja. Setelah melewati drama pemilihan botol asi, ternyata Aya cocok dengan Pigeon Wide Neck Peristaltic Plus.
- Support Group, terutama dari suami dan orang-orang terdekat. Breastfeeding memang mudah, murah dan praktis. Tidak perlu budget bulanan untuk beli sufor. Praktis, bisa dimana aja dan kapan aja. Kalo mau bepergian langsung capcus, nggak perlu bawa peralatan untuk pemberian sufor. Tapi, lain lagi ceritanya kalo pemberian asi berupa asip. Ada beberapa persiapan yang harus dilakukan seperti yang saya jelaskan di atas. Dan itu semua butuh full support dan pengertian dari orang-orang terdekat terutama suami. Saya sih enak, nggak perlu pumping di kantor, jadi nggak bingung cari waktu dan tempat untuk pumping. Nggak perlu repot-repot bawa cooler bag dan breastpump ke kantor. Cuma waktu istirahat saya jadi lama banget karena harus pulang untuk nenenin langsung.^_^
*) Artikel ini dimuat di The Urban Mama setelah melalui proses editing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar